Belajar Hilirisasi Bawang Merah, IKM Pangan Bawang Goreng Kab. Solok Studi Tiru ke Kuningan
Beritanda – Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pangan Bawang Goreng Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian dan Dekranasda Kabupaten Solok kunjungi Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat, Selasa, (3/9).
Kunjungan Study Tiru tersebut dipimpin Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok Kennedy Hamzah, diterima hangat oleh Subkoordinator Bidang UKM Industri Diskopdagperin Kabupaten Kuningan Uut Sutin, SP serta Direktur CV. Monita Food Kuningan Aris Risma Sunarmas di Kantor Monica Foot setempat.
Mengiringi itu, Sekretaris Dekranasda Kab. Solok Yenti Nova menyampaikan, ketika bawang mencapai harga yang cukup tinggi, maka akan menyenangkan bagi petani. Tetapi kondisinya akan berbeda ketika harga turun, sehingga menimmbulkan kesulitan.
Karena alas an fluktuasi harga itu, maka melalui pengembangan Industri Bawang Goreng, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi ketika harga bawang mengalami penurunan. Sehingga poses hilirisasi kepada industri-industri produk olahan bawang sebagaimana yang dilakukan di Kabupaten Kuningan tentunya sangat berguna bagi petani.”Harapan kami tentu dapat saling berbagi ilmu dalam pengolahan bawang,”ujarnya.
Menyambut itu, Direktur CV. Monita Food Kuningan, Aris Risma Sunarmas, mengucapkan selamat datang di Kabupaten Kuningan dan berharap dapat menikmati suasana yang mungkin tidak begitu berbeda iklimnya dengan Kabupaten Solok yang berudara sejuk.
Aris Risma Sunarmas menyebut, Perusahaan yang dipimpinnya terfokus kepada hilirisasi untuk program pengolahan aneka jenis hasil dari bawang merah, bawang putih dan rempah-rempah lainnya. “Dalam kegiatan study tiru ini, rombongan bisa mengunjungi tempat produksi bawang merah, serta mengunjungi kawasan pertanian Bawang Sumenep karena Kuningan ini merupakan salah satu sentra produksi dari Bawang Sumenep,”jelasnya.
Terhadap itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok drh. Kennedy Hamzah mengungkapkan, tahun 2023 Kabupaten Solok merupakan penghasil bawang merah nomor 2 terbesar setelah Brebes, dengan menghasilkan sedikitnya 216 ribu ton dari luas kawasan tanam sekuitar 13.000 hektar.
Kata Kennedy, yang menjadi focus kunjungan ke Kuningan adalah untuk melihat pengolahan bawang merah untuk pengembangan IKM disaat garga bawang merah anjlok (turun) sementara petani hasil bawang merahnya melimpah yang mencapai 216 ribu ton. “ Fluktuasi harga bawang dirasakan sangat mengganggu roda perekonomian masyarakat. Karena itu, melalui pengembangan industri pengolahan bawang merah, diharapkan mampu memberikan alternatif dan solusi dalam pemanfaatan bawang dan menjaga kestabilan harga,”terang Kadis Pertanian.
Selepas melakukan audiensi. Rombongan Study Tiru Kabupaten Solok kemudian diajak menyaksikan proses dan alur produksi bawang goreng pada perusahaan CV. Monita Food Kuningan dan mengunjungi kawasan pertanian Bawang Sumenep yang ada di Kuningan.
(Ismardi)