Diduga Cabuli Anak Tiri, Bapak Sambung Bejad di Sikabau Ditangkap Petugas Polres Dharmasraya
Beritanda – Warga pulau Punjung, Kabupaten dharmasraya dikagetkan dengan ulang bejad seorang bapak sambung yang diduga mencabuli anak tirinya sendiri.
Atas perbuatan bejadnya terhadap Mawar (13) bapak bejad berinisil A. R (34), warga Jorong Bukit Mindawa, Kenagarian Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, akhirnya diringkus dikediamannya oleh petugas Satuan Resort Kriminal (Satreskrim) Polres Dharmasraya sekira pukul 21.00 wib, Minggu (21/4/2024).
Terkait itu, Kapolres Dharmasraya AKBP Bagus Ikhwan, SIK, MH, melalui Plt Kasat Reskrim Ipda Riandra, SH, menjelaskan, penangkapan terhadap AR sesuai dengan Laporan Polisi Nomor: LP/B/70/IV/2024/SPKT/Polres Dharmasraya/Polda Sumatera Barat, tanggal 21 April 2024, dengan sangkaan atas perbuatan melawan hukum terhadap perbuatan pencabulan kepada anak tiri, dengan cara mengancam keselamatan, dan memaksa korban.
Diungkapkan Ipda Riandra, setelah berhasil menggagahi anak tirinya itu, pelaku kembali mengancam korban, agar tidak memberitahukan kepada siapa saja. Sekiranya diberitahukan, korban diancam tidak bisa lagi bertemu dengan ibunya.
“ Kalau kamu sampai cerita sama mamak kamu kejadian ini, kamu ndak akan pernah lagi bertemu dengan mamak kamu,”ungkap Plt Kasat Reskrim menggambarkan penggalan kata-kata ancaman disampaikan pelaku.
Dari pemeriksaan yang dilakukan petugas, terungkap beberapa pengakuan tentang perbuatan pelaku terakhir kali dilakukan terhadap anak tirinya Mawar, berlangsung pada hari Kamis tanggal 18 April 2024 sekira pukul 23.00 Wib. Perbuatan tidak senonoh itu dilakukan dalam sebuah pondok di Jorong Sungai Sonsang, Nagari Sikabau Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya.
Atas perbuatannya, tersangka AR telah diamankan di balik jeruji besi rumah tahanan (Rutan) Mapolres Dharmasraya. Adapun tersangka dapat di jerat dengan pasal 81 ayat 1, atau ayat 2, atau ayat 3, UU No 17/2016, tentang perubahan kedua atas UU No: 23 /2002, tentang perlindungan anak menjadi undang undang. Jo Pasal 76 D, atau 76 E, UU No: 35 /2014, tentang perubahan atas UU No:23/2002, tentang perlindungan anak.
“Ancaman pidananya paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun penjara,” tutur Ipda Riandra.
(Afriza Dedek)