Warga Kotobaru Solok “Tangkap Basah” Dua Pelaku Gay di Rumah Kost
Beritanda – Dua pria yang diduga pelaku gay (penyuka sesama jenis) membuat heboh nagari Kotobaru Kabupaten Solok. Kedua penyuka sesama jenis ini kedapatan melakukan perbuatan tidak senonoh di sebuah rumah kost di kawasan Banda Rabuk Jorong Bawah Duku, hingga babak belur dihajar warga setempat, Minggu (24/11/2024) dini hari.
Kedua pelaku masing-masing H (43) warga Kelurahan Tanah Garam Kota Solok dan FR (17) remaja asal Nagari Sungai Abu Kec.Hiliran Gumanti Kabupaten Solok ditangkap warga sekitar pukul 01.00 WIB setelah melakukan hubungan sesama jenis di sebuah kamar kos.
Ihwal penangkapan kedua pelaku, berawal dari adanya kecurigaan pemuda terhadap “H”, yang masuk ke wilayah tersebut. Pria yang mengaku berprofesi sebagai tukang jahit pakaian itu nyaris menyenggol salah seorang warga dengan becak motor yang dikendarainya.
“Awalnya tak ada yang curiga. Namun melihat becak motor itu mondar mandir di depan sebuah rumah warga, para pemuda yang saat itu sedang melakukan latihan kesenian randai tak jauh dari rumah tersebut mulai curiga, jangan-jangan dia hendak melakukan kejahatan,” kata Muldidanda Ketua Pemuda setempat.
Penasaran terhadap kejanggalan itu, sejurus dua orang pemuda Kotobaru diutus untuk menyelidiki aktivitas pria itu di rumah tersebut. Kedua pemuda tersebut kemudian menemui pemilik rumah untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Bersama pemilik rumah, beberapa pemuda kemudian membuka kamar kost yang kebetulan tidak tertutup rapat. Setelah diinterogasi, keterangan keduanya menimbulkan kecurigaan. Keduanya pun diinterogasi terpisah.
“Dari pengakuannya “H” mengatakan bahwa FR adalah saudaranya. Namun ketika ditanya nama orang tua FR, jawabannya salah. Dari situlah kecurigaan kami muncul,” kata Muldidanda.
Atas desakan warga, FR akhirnya mengaku bahwa mereka telah melakukan hubungan sesama jenis. Tak pelak, keterangan remaja yang merupakan siswa kelas XI MAN 2 Solok itu memancing amarah warga.
Sementara itu, warga bersama pemuda lainnya yang tengah melakukan latihan kesenian mulai berdatangan ke lokasi. Tersangka “H” yang sebelumnya mengaku sebagai saudara FR akhirnya menjadi sasaran amuk massa, setelah membenarkan keterangan FR.
Kedua pelaku asusila itu kemudian diserahkan kepada petugas di Mapolsek Kubung setelah babak belur dihajar massa. Warga mengaku geram dengan kedua pelaku yang bukan warga setempat dinilai telah berbuat cabul dan membawa aib ke daerah itu .
Terkait itu, Kapolsek Kubung AKP Nafris yang dikonfirmasi Senin (25/11) membenarkan kejadian itu. Kedua pelaku diserahkan warga didampingi kepala Jorong dan ketua Pemuda dengan menggunakan mobil ambulans Nagari setelah diamuk massa.
“Dari hasil interogasi oleh petugas, kedua pelaku mengakui perbuatan cabul itu. Saat ini kasusnya dan kedua pelaku telah kami limpahkan ke Satuan Reskrim Polres Solok,” kata AKP. Nafris.
Nafris mengungkapkan, dari pengakuannya, kedua pelaku berkenalan lewat aplikasi Michat. Melalui aplikasi tersebut, “FR ” “mengundang” “H” untuk datang ke tempat kos tersebut dan melampiaskan nafsu sesama jenis.
Diketahui LGBT (Lesbian,Gay, Biseksual dan Transgender) merupakan perilaku penyimpangan sosial yang tidak sesuai dengan norma, moral, etika, agama, dan nilai yang dianut di tengah-tengah masyarakat. Penyimpangan sosial tersebut terjadi akibat adanya orientasi seksual.
Pasal 292 KUHP menyatakan larangan terhadap orang dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan orang lain sesama jenis kelamin yang diketahuinya atau sepatutnya diduganya belum dewasa.
Atas alasan itu kata Nafris, Pelaku “FR” diserahkan penanganannya ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Solok karena masih dikategorikan di bawah umur untuk penyelidikan lebih lanjut.
(Malin)