Maju Pilbup Solok, Sosok Akademisi Prof Masri Mansoer Bawa Gagasan Untuk Majukan Daerah
Beritanda – Dihitung mundur sejak hari ini, Jumat (24/5/2024), pesta demokrasi yang dikemas dalam helat Pemiihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024, tinggal enam purnama lagi untuk menuju tanggal 27 November 2024.
Masa itu, moment dimana hampir semua daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Indonesia menyelenggarakan pesta demokrasi guna menentukan pilihan politik untuk memilih pasangan Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota periode 2024-20229.
Di banyak daerah Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat, aura pesta politik itu sudah mulai terasa. Termasuk aroma pemilihan Gubernur Sumbar sendiri. Sudah mulai menyegat. Gejala semaraknya aroma politik praktis itu ditandai dengan telah bermunculannya gambar bakal calon dalam bentuk baliho, famplet, brosur di berbagai tempat strategis di ruang publik, terutama di dinding sejumlah media sosial.
Di kabuparen Solok sendiri, sejauh ini dinamika politik lokal masih belum menggeliat benar. Terasa masih adem-adem saja. Kendati semua partai politik (Parpol) telah membuka “peluang” untuk mengantarkan Bakal Calon Bupati-wakil Bupati Solok ke loket pendaftaran sebagai calon kepala daerah di KPU, namun tensinya masih normal-normal saja.
Terlepas dari suasana helat Pilkada 2024 yang cenderung dingin, satu hal yang menumbuhkan optimisme terhadap gezah demokratisasi adalah dengan “hadirnya” sosok seorang akademesi sebagai kandidat Bupati Solok periode 2024-2029. Mata dan hati maayarakat sebagai pemegang mandat kekuasaan mulai tertuju ke figur yang sejatinya bukan orang baru di Kabupaten Solok.
Apalagi dengan status sebagai akademisi, yang sekonyong-konyong ingin mengulas sejarah keberhasilan kepemimpinan Doktor Elfi Sahlan Ben (almarhum) yang pada periode 2000-2005 yang sukses mendampingi bupati Gamawan Fauzi sebagai wakil bupati Solok, maka keputusan sosok Guru Besar UIN Syahid Jakarta itu maju sebagai Calon Bupati Solok, sentana menjadi “oase” bagi warga Kabupaten Solok ditengah dahaga terhadap figur kepemimpunan yang edukatif dan responsif.
Siapa sosok akademisi itu? Dialah Prof. Dr.H. Masri Mansoer, MA, putra nagari Paninggahan kecamatan Junjung Sirih yang merupakan Guru Besar UIN Syahid Jakarta. Dengan semangat ingin membangun kampung halaman, guru besar yang juga lulusan Doktor (S3) IPB Bogor jurusan Ilmu Penyuluhan Pembangunan itu, akan mengabdikan keilmuan dan gagasannya melalui Visi: Masyarakat Kabupaten Solok yang Maju, Adil, Sejahtera dalam Ridha Ilahi (MASRI)
Dalam percakapan intensnya dengan penulis, Prof. Masri Mansoer membawa visi besar yang bakal dikembangkan dengan 9 item misi atau langkah ketika kelak dirinya diamanahkan menjadi Bupati Solok.
Sembilan langkah yang akan dilakukan Prof Masri dimaksud adalah;
1. Pendidikan Berkualitas dan berkeadilan untuk Semua:
Memastikan akses pendidikan yang mudah, merata, berkualitas dan berkelanjutan bagi semua warga Kabupaten Solok, dengan fokus pada peningkatan infrastruktur dan suprastruktur, tenaga pendidik yang sejahtera dan berkualitas, serta program pembinaan skill dan beasiswa hingga Tingkat SLTA;
2. Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan dan berkeadilan:
Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata melalui pengembangan pertanian, pariwisata, pembangunan infrastruktur dan suprastruktur, serta dukungan kepada pelaku usaha lokal (UMKM) untuk meningkatkan daya saing dan menciptakan pasar serta lapangan kerja;
3. Penguatan Sistem Kesehatan yang Terjangkau dan Berkualitas:
Menyediakan akses kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi seluruh masyarakat Kabupaten Solok melalui peningkatan fasilitas kesehatan, penyediaan dokter dan tenaga Kesehatan yang memadai, program pencegahan penyakit, dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat;
4. Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat:
Mengembangkan program-program yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti program perumahan layak huni, pemberdayaan perempuan dan anak, serta perlindungan sosial bagi kelompok rentan;
5. Konservasi Alam dan Lingkungan yang berkelanjutan:
Melindungi dan memelihara sumber daya alam Kabupaten Solok dengan menjaga kelestarian lingkungan, menggalakkan praktik-praktik ramah lingkungan, dan mengurangi dampak negatif pembangunan infrastruktur terhadap lingkungan dengan pengaturan tata ruang yang berkualitas;
6. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan yang Transparan dan Akuntabel:
Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahan Kabupaten Solok melalui penerapan prinsip-prinsip good governance, partisipasi kelembagaan daerah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan (musyawarah mufakat), serta pengawasan yang ketat terhadap pengelolaan keuangan dan program-program pembangunan;
7. Membangun Kebersamaan dan Solidaritas Masyarakat:
Mendorong terciptanya budaya gotong royong, toleransi, dan kebersamaan di antara seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Solok baik yang di Rantau maupun Ranah melalui program-program sosial, keagamaan, dan kegiatan kemasyarakatan lainnya;
8. Inovasi dan Teknologi untuk Kemajuan:
Menggalakkan inovasi dan pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan tata kelola pemerintahan, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembangunan.
9. Mengakulturasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap memegang teguh nilai-nilai agama, Pancasila dan kearifan lokal
Butuh Ilmu dan Pengalaman
Tentu saja kerangka misi yang diapungkan Prof Masri Mansoer untuk membangun daerah Kabupaten Solok tanpa argument dan referensi. Ia mengaku telah melakukan riset dan kajian sejak lama guna membuat analisa tentang bagaimana memajukan daerah yang terbagi dalam 14 wilayah kecamatan dan 74 nagari tersebut.
“ Jangan kira membangun Kabupaten Solok itu cukup dengan simbol kekayaan pribadi. Nonsen itu. Ia butuh ilmu untuk mengkaji potensi, butuh gagasan untuk mengelola kondisi yang faktual,” tegas alumni PGAN Kotobaru yang sekarang menjadi guru besar bidang Sosiologi Agama UIN Syahid Jakarta itu.
Ditegaskan Dewan Pakar DPP PKKS Jakarta itu, dirinya maju sebagai Calon Bupati Solok tidak sebatas meramaikan bursa pemilihan, sama halnya tidak ingin muluk-muluk dengan obsesi yang diluar logika.
Prof. Masri mengaku telah melihat eskalasi politik di kabupaten Solok yang membutuhkan warna baru dan perlu sentuhan dari naluri kepemimpinan nan sejuk.
“ Kita hadir menawarkan gagasan, tanpa mengurangi nilai-nilai peradaban bermasyarakat. Menjadi Bupati Solok untuk mengembangkan kemaslahatan, bukan mengejar kekuasaan untuk kepentingan tertentu,” tuturnya.
Sambutan Positif
Keputusan Prof Masri Mansoer maju dalan Pemilihan Bupati Solok disambut positif oleh Ketua Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Keluarga Kabupaten Solok (PKKS) Jakarta Irijen Pol (Purn) Drs. Marwan Paris, MBA.
Dalam sebuah pertemuan PKKS, Irjen Pol (Purn) Drs. Marwan Paris, MBA, sangat mengapresiasi keputusan Prof. Masri Mansoer untuk maju sebagai calon Bupati dalam Pilkada Solok 2024. Tokoh perantau itu optimistis, dengan pengalaman dan visi yang dimiliki Prof. Masri Mansoer, Kabupaten Solok akan mengalami kemajuan yang signifikan.
Menurut Marwan Paris, Prof. Masri adalah seorang akademisi dan tokoh masyarakat yang berpengalaman. Ia memiliki rekam jejak yang mumpuni dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, ekonomi, dan sosial.
” Kemampuan dan pengalamannya ini diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi Kabupaten Solok,” tutur Ketu DPP-PKKS Jakarta.
Rekam jejak Prof. Masri Mansoer juga menjadi acuan untuk menguatkan pilihan politik bagi warga untuk memenangkan sosok akademisi itu dalan Pilkada Solok 2024.
” Prof Masri berpotensi menang dalam Pilkada, karena rekam jejak tokoh akademisi itu sangat tergambar dalam visi dan misi yang ditawarkan dan itu sejalan dengan keinginan masyarakat Solok,” kata Ainul, salah seorang warga Kab.Solok yang mengaku menjatuhkan pilihan politik berdasarkan integritas dan kapabeliitas seorang tokoh.
(*)