Jalinsum di Wilayah Dharmasraya Penuh Lobang , Tanggung Jawab PJN Dipertanyakan
Beritanda.net – Kondisi jalan Nasional di wilayah Kabupaten Dharmasraya, setidaknya mulai dari Jorong Sialang, Sungai Kambut, Pulau Punjung, Sungai Dareh, Sikabau, Tebing Tinggi, Gunung Medan, Koto Padang, Koto Baru, hingga Sungai Rumbai perbatasan Provinsi Jambi, menjadi sorotan serius bagi pengendara. Pasalnya, mutu pengerjaan sangat buruk. membuat jalan banyak berlobang. Mengakibatkan banyaknya terjadi kecelakaan lalu lintas. Terutama kendaraan roda dua.
Dari pantauan, sepanjang jalan lintas sumatera (Jalinsum) membelah Kabupaten Dharmasraya banyak ditaburi lobang, menganga bak buaya siap menyantap mangsa. Di tambah gundukan aspal menggunung, hingga jalan mencekung. Seakan membuat rel sendiri. Banyak juga aspal terkelupas, jalan berlobang dengan diameter besar.
Akibat kondisi itu, adakalanya ban kendaraan roda empat atau lebih yang melindas lobang mengalami pecah ban. Bahkan bisa patah as. Sekiranya kendaraan roda dua melintas, memungkinkan kerap terjadi kecelakaan lalu lintas. Dampak kondisi jalan berlobang tersebut disangsikan bisa fatal bagi pengguna Jalinsum.
Ditengarai, tugas pemeliharaan jalinsum ini dilaksanakan pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat, melalui unit teknis Pengembangan Jalan Nasional (PJN) di bawah Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai penanggung jawab atas pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional di Sumatera Barat. terkesan kurang profesional, bahkan minim pengawasan.
Sejauh ini, kegiatan pemeliharaan jalan, melalui kegiatan tambal sulam. Kontraktor atau pemborong sebagai pihak pelaksana kegiatan tampak asal jadi dan tidak memajang plang proyek. Kondisi ini mengaburkan jumlah dana digelontorkan pemerintah untuk pemeliharaan jalan dalam satu kegiatan.
Atas ketidak transparan dan kurang profesional pemborong dalam pekerjaan proyek, membuat kualitas kegiatan amburadul. Selesai ditimbun lalu ditinggal. Sehingga timbunan terhadap lobang tersebut, muntah keluar disaat tergilas ban mobil. Membuat material timbunan menggunung di samping jalan. Sementara lobang kembali menganga dengan diameter lebih besar dari sebelumnya.
Mirisnya, pengaspalan dengan sistem tambal sulam juga tidak memiliki kualitas baik. Diduga bahan aspal tidak sesuai spesifikasi. Hal ini akibat tidak dilakukan pengawasan teknis. Sehingga dalam hitungan hari, Aspal sudah mengambang kemana-mana. Menciptakan jalan bergelombang, lobang baru, pematang dan rel. Membuat kendaraan roda dua melintasi jalan tersebut tidak stabil. Sangat rentan akan kecelakaan.
Tasman, 37 th, salah seorang sopir truk pengangkut barang, merasakan kejamnya lobang menganga dan jalan gelombang berada di Jalinsum Gunung Medan, Kabupaten Dharmasraya. Mengakibatkan kendaraan dibawanya mengalami patah As. Sehingga, dirinya mengalami kerugian jutaan rupiah. Ditambah kerugian waktu. Karena target kedatangan sudah molor selama dua hari.
“Kondisi jalan buruk, bergelobang, ditambah banyaknya lobang menganga. Membahayakan keselamatan pengguna jalan. Sebagai sopir, tentunya sangat berharap kepada pemerintah, agar segera memperbaiki Jalinsum. Karena sumber ekonomi tergantung dari baiknya jalan penghubung, ” Kata Tasman.
Ia juga menambahkan, dengan mulusnya jalan, akan membuat ekonomi stabil. Karena lancarnya angkutan, membuat barang kebutuhan tiba tepat waktu. Sehingga transaksi ekonomi bergulir dengan cepat.
(Afriza Dedek)