Kawasan Selayo Porak Poranda, Ronal Reagen Sebut 11 Rumah Hanyut, Jembatan Bawah Kubang Patah
Beritanda.net – Hamparan sawah hijau atau menguning saat hendak panen, biasanya cenderung meneduhkan mata manakala mentari mulai menaikkan teriknya.
Namun sepekan setelah bencana banjir besar melanda sebagian wilayah Kabupaten Solok, pemandangan kontras terbentang di hamparan sawah Munggu Tanah hingga ke Bawah Kubang, nagari Salayo kecamatan Kubung.
Bencana banjir di batang Gawan yang klimaksnya terjadi pada Kamis (27/11) pekan lalu, telah memporak porandakan wajah asri perkampungan yang biasanya dihiasi pemandangam lahan sawah produktif.
” Hampir 20 hektar lahan sawah masyarakat hancur. Sebagian besar tanaman padi siap panen menjadi puso,” kata Wali Nagari Selayo, Ronal Reagen getir, Rabu (3/12) di Munggu Tanah.

Bencana banjir Batang Gawan telah mengubah segalanya. Sawah yang tadinya subur sebagai sumber penghidupan, kini sejauh mata memandang bewarna coklat akiBat ditimbun tanah pasir kiriman banjir, termasuk kayo gelondongan.
Hampir tidak bisa digarap, terutana di sepanjang bantaran Batang Gawan, lahan-lahan pertanian layaknya sudah seperti padang tandus pasca bencana. Untuk mengolahnya kembali perlu kerja ekstra alat berat, akibat tingginya tanah pasir bercampur potongan kayu menutupi lahan.
“ Sekarang tidak jelas lagi batas sepadan sawah-sawah ini. Semua rata dan menyatu tanpa pembatas lahan,” sebutnya.
Wali nagari Selayo mengaku, kurasakan tidak hanya dialami lahan persawahan. Banjir Batang Gawan juga menghanyutkan sebanyak 11 rumah warga yang bermukim di sepanjang pinggir Sungai dan merusak ratusan rumah karena terendam air dengan ketinggian diatas 1 meter.
“Ratusan rumah terendam banjir dan terancam rusak. Jembatan Bawah Kubang juga patah diterjang banjir yang membawa material potongan Kayu,” tutur Ronal Reagen.

Setentang Jembatan bawah kubang ini, yang merupakan jembatang penghubung antara nagari selayo dengan nagari Koto Hilalang, kecamatan Kubung, kini patah dibagian pondasinya. Praktis, akses jalan dan mobilitas masyarakat di kawasan Padang Kunik Selayo, termasuk nagari Koto Hilalang menjadi terganggung.
Kecuali hanya bisa dilewati dengan kendaraan roda dua atau berjalan kaki, warga yang menggunakan kendaraan mobil tidak bisa lagi melalui jembatan Bawah Kubang. Akses nagari Koto Hilalang yang hendak bepergian kini terpaksa melewati jalan kawasan Simpang Ampek, jorong Lurah Nan Tigo Selayo,atau menempuh jalan via jorong Batu Palano selayo.
Menurut Wali Nagari Selayo, kerusakan jembatan Bawah Kubang sangat mendesak diperbaiki. Pihaknya menaruh harapan kepada pemerintah Kabupaten Solok dan Pihak Provinsi Sumbar agar bagaimana mengatasi jembatan penghubung Selayo-Koto Hialalang itu.
“Akses transportasi nagari Koto Hilalang biasanya melewati Jembatan Bawah Kubang ini untuk pergi ke Solok atau Padang. Sekarang sudah patah dan tidak bisa dilalui,” sebut Ronal Reagen.

Dari pantauan pasca bencana banjir, deretan kerusakan yang dialami sebagian wilayah nagari Selayo, tak jauh berbeda dengan kondisi nagari Paninggahan, Muaro Pingai atau Saniangbaka, yang digaung-gaungkan mengalami dampak paling parah.
Selayo justru nyaris kehilangan sumber kehidupan berupa lahan pertanian puluhan hektar, selain kerusakan jembatn, rumah penduduk dan irigasi untuk pengairan.
Kondisi miris yang dialami nagari Selayo, terkesan tenggelam oleh dasyatnya informasi tentang dampak bencana yang diterjadi di nagari-nagari wilayah Utara Kabupaten Solok.
Padahal, bencana banjir Batang Gawan selain menimbulkan kerusakan infrasruktur dan duka mendalam bagi korban terdampak. Kondisi ini diperuncing oleh minimnya kunjungan resmi dari pemerintah pusat, meski hanya sekedar untuk membuat konten di lokasi bencana bantaran sungai Batang Gawan.
“Pak Wamendagri Bima Arya ada datang, tapi singgah sebentar saja di kantor Wali Nagari,” ungkap Ronal Reagen, seolah hendak mengumbuk hati warga nan galau.

Wabup Candra “Mengobati Luka”
Dari balik pikiran nelangsa warga yang terus memikirkan pemulihan lahan dan perumahan, Wakil Bupati (Wabup) H. Candra selalu bergerak tanpa henti.
Urang Sumando nagari Talang itu, sekonyong tak merasa lelah, raganya terus bergerilya dari nagari ke nagari bencana.
Tak memulu menaiki mobil, Wabup Candra kadang tampak berjalan kaki, atau bahkan membonceng denga Honda memantau dampak bencana,
“Pak Wabup baru saja dari sini, beliau membonceng dengan Honda menuju kawasan Sawah Pulai, Aie Taganang,”kata Wali Nagari Selayo Ronal Reagen yang terus mengawal alat berat excavator bekerja di Munggu Tanah,
Benar saja, di lokasi terdampak bencana di Sawah Pulai, Wabup Candra tampak tengah memotivasi warga agar tetap bersemangat menghadapi bencana. Bersama Ketua DPRD Ivoni Munir dan anggota DPRD M. Hidayar serta M.Bahri, anak Paninggahan itu terus muncul ditengah masyarakat seumpama penawar duka. Ia bahkan tak segan-segan ikut bergotong royong bersama warga di titik-titik bencana.
“Sejak bencana terjadi, sudah empat kali kita datang ke Selayo ini. Kita ingin memastikan, kondisi pasca bencana dan distribusi logistik berlangsung aman,”ungkapnya.
Dari Sawah Pulai, Wabup Candra naik Honda lagi menuju kawasan Bawah Kubang, melihat kondis Jembatan, mendengarkan keluh-kesah warga, sekaligus memastikan keadaan masyarakat terdampak.
Sejauh ini, Pemkab Solok terus menginventarisir seluruh infrastruktur yang rusak.Dengan data yang lengkap, segera diajukan upaya penanganan dan rekontruksi dampak bencana ke Pemerintah Provinsi atau ke Pusat.
Kata Wabup Candra, Pemkab Solok sudah pasti kewalahan kalau mengerjakan sendiri. Karena itu, pihaknya tengah menghitung biaya pemulihan, termasuk pembangunan Jembatan Bawah Kubang yang menjadi urat nadi perekonomian nagari Koto Hialalang.
“Mari tetap kuat, tetap waspada, dan saling menjaga. Kita pulihkan Kabupaten Solok bersama-sama,” tutup Wabup Candra.
(Melatisan)






