Kala Batang Lembang dan Sungai Paninggahan Meluap, Wabup Candra Tiba Tanpa Diduga
Beritanda.net – Cuaca ekstrim telah memicu siklus fenomena alam. Hujan deras yang tiba menggantikan kemarau tiba-tiba memantik luapan air di aliran rawan becana banjir seperti Batang Lembang dan Paninggahan.
Sebagian wilayah yang menjadi langganan banjir di Kabupaten Solok, seperti nagari Kotobaru dan Selayo di kecamatan Kubung, bahkan Sungai Paninggahan di kecamatan Junjung Sirih, sejak Minggu hingga Senin (23-24/11/25) berada dalam ancaman Banjir.
Kontras dibagian hilir, curah hujan ini sekonyong bagai “rinai pambasuah luko” bagi danau Singkarak yang sejak beberapa bulan terakhir mengalami elevasi permukaan air danau yang terus menyusut. Tetapi kondisi kontras danau Singkarak ternyata tidak mampu menyedot volume air sungai Batang Lembang dan sungai Paninggahan yang tetap saja menjadi banjir.
Longsor Timbun Jalan Alahan Panjang
Musibah banjir di Kabupaten Solok memang sudah seperti musim durian. Tiap tahun tiba. Parahnya, hujan lebat tidak melulu membawa banjir, tetapi kerap juga menimbulkan dampak ikutan seperti longsor dan tanah terban.
Terbaru, musibah longsor terjadi di kawasan Kayu Jao, hingga menutup total arus transportasi dari Lubuk Selasih–Alahan Panjang dan sebaliknya, Senin (24/11/2025) pagi sekitar pukul 06.30 WIB.
Tak ayal, peristiwa tanah longsong ini menghambat arus transportasi dan mobilitas masyarakat. Ratusan pengendara yang melintas pada jalur tersebut harus menunggu sampai dinas PUPR dan aparat terkait memulihkan kondisi jalan untuk memperlancar arus lalu lintas.
Menyikapi kondisi itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok “hadir”dengan narasi peduli, mengeluarkan imbauan waspada terhadap bencana yang timbul akibat intensitas curah hujan dan serangkaian bencana alam.

SMAN 1 Kubung Direndam Banjir
Bersamaan dengan himbauan, Wakil Bupati (Wabup) Solok, H. Candra tanpa diduga telah tiba di lokasi bencana banjir guna meninjau warga terdampak di Nagari Paninggahan dan Nagari Salayo, Minggu (23/11/25).
Di selayo, Wabaup Candra focus mengitari dan mengamati dampak bahaya luapan Batang Lembang yang merendam komplek SMA Negeri 1 Kubung di kawasan Rawang Sari. Candra sekaligus memastikan penanganan darurat berjalan optimal, dan berdialog dengan warga sekolah tentang kondisi SMAN 1 Kubung.
“ Karena sekolah di rendam banjir, anak-anak terpaksa diliburkan hari Senin,pak,” ucap seorang guru SMAN 1 Kubung.
Dengan empati tinggi dan kepedulian tanpa basa-basi, Wabup Candra juga menyisir sejumlah rumah warga guna mengetahui kerusakan yang ditimbulkan akibat banjir, termasuk tentang bagaimana menangani akses jalan yang tertutup material lumpur.
Setentang penanganan pasca bencana, Wabup Candra menekankan pentingnya koordinasi yang solid antara pemerintahan nagari, kecamatan, dan kabupaten. Mulai dari pengungsian sementara jika dibutuhkan, pembersihan material banjir, pemulihan infrastruktur, hingga penanganan lahan pertanian terdampak.
Wabup lantas mengimbau, agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah ketika hujan deras, menghindari perjalanan jauh jika tidak mendesak, menjauhi bantaran sungai dan tebing rawan longsor, melapor cepat ke pemerintahan nagari atau BPBD jika melihat tanda-tanda potensi bencana.
“Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama. Mari saling menjaga dan memperkuat koordinasi agar kita mampu melewati kondisi ini dengan baik,” ucap Wabup Candra.
Pada saat yang sama, aksi cepat tim BPBD Kabupaten Solok, perangkat nagari, dan unsur masyarakat dalam membantu penyebaran informasi serta pembersihan lokasi banjir dengan semangat gotong royong.
“Cuaca ekstrem berpotensi menimbulkan bencana sewaktu-waktu, maka masyarakat diimbau tetap waspada terutama di wilayah bantaran sungai, lereng perbukitan, dan titik rawan longsor,” tegasnya.
Terhadap itu, Kabid BPBD Kabupaten Solok, Indra Muchsis, mengaku, pihaknya telah memulai pemetaan wilayah terdampak sambil menyiapkan langkah tindak lanjut.
“ Tim BPBD telah memetakan sejumlah titik rawan bencana dan memastikan akses air, listrik, dan ketersediaan bahan pokok bagi warga jika terdampak. Semua unsur bergerak agar bencana tertangani dengan cepat dan warga mendapatkan kebutuhan dasar tanpa hambatan,” ungkap Indra.
(Melatisan)







