Beritanda.net – Kawasan Dermaga Danau Singkarak, kecamatan X Koto Singkarak yang ikut terdampak bencana banjir besar beberapa waktu lalu, menjadi sasaran kegiatan Gotong Royong Massal bersama ASN dan para guru se-Kabupaten Solok.
Aksi bersih-bersih itu diawali dengan Apel Gotong Royong Massal dipimpin Wajil Bupati (Wabup) Solok, H. Candra, guna memotivasi dan menggenjot solidaritas para aparatur daerah terhadap warga dan wilayah terdampak bencana.
Apel gabungan ASN dan Guru ini, sekaligus menjadi momentum konsolidasi jajaran pemerintah untuk mempercepat pemulihan pascabencana yang melanda beberapa nagari di wilayah Kabupaten Solok.
Terhadap aksi bersih-bersih itu, Sekda Medison menyebut, Pemkab Solok melibatkan lebih dari 500 anggota PGRI guna melakukan pembersihan di wilayah Nagari Muaro Pingai, Kecamatan Junjung Sirih, salah satu daerah yang cukup parah terdampak banjir.
“Sampah rumah tangga, ranting kayu, dan material kiriman banjir masih banyak menumpuk di sejumlah titik,”ungkap Medison.

Sedangkan di sepanjang kawasan pantai dermaga Singkarak, sebanyak 400 ASN dan guru difokuskan untuk membersihkan kawasan wisata Dermaga Singkarak yang terdampak sampah kiriman banjir.
Jembatan Bailey dari TNI
Menyemangati itu, Wabup Candra menyebutkan, bahwa kebutuhan paling mendesak pascabencana adalah penyelesaian akses jalan dan jembatan yang rusak.
“Jalan dan jembatan adalah urat nadi mobilitas masyarakat. Kita harus pastikan penanganannya berjalan cepat dan tepat,” ujar Wabup.
Wabup Candra lantas mengumumkan kabar baik tentang dukungan langsung Mabes TNI melalui Kodam XX/Imam Bonjol, untuk membangun dua unit jembatan darurat di Kabupaten Solok.
“Jembatan jenis bailey itu akan dipasang di dua lokasi vital. Petama di Paninggahan, yang menghubungkan Kabupaten Solok dengan Kabupaten Tanah Datar. Titik kedua di Sawah Suduik, Selayo penghubung Selayo dengan Koto Hilalang,”jelasnya.
Kedua titik ini sebelumnya sempat terputus akibat bencana, sehingga keberadaan jembatan darurat tersebut menjadi langkah penting untuk memulihkan aktivitas warga.
Atas atensi dari Mabes TNI itu, Wabup Chandra meminta Sekretaris Daerah untuk segera mengkoordinir para asisten dan seluruh OPD terkait data infrastruktur
“Segala dokumen, data kerusakan, dan kebutuhan lapangan harus dipersiapkan dengan lengkap. Ini penting untuk proses perbaikan maupun pengajuan pembangunan baru,” tegasnya.
Candra menegaskan, Pemkab Solok tidak boleh kehilangan momentum dalam mengamankan dukungan dari provinsi maupun pusat.
Selain infrastruktur jalan dan jembatan, dua kebutuhan mendasar yang menjadi perhatian utama adalah air bersih dan kelistrikan. Tersebab itu, koordinasi intens dengan PLN sudah dilakukan sejak awal bencana.
“Alhamdulillah, seluruh titik yang awalnya terdampak listrik kini sudah kembali normal. Jika masih ada lokasi yang belum terdata, segera laporkan. Kita upayakan percepatan bersama PLN,” ucap Wabup.
Untuk air bersih, pemerintah daerah terus menyalurkan bantuan, mengaktifkan mobil tangki air, serta melakukan pendataan kebutuhan instalasi yang rusak di nagari-nagari terdampak.

Terkait keberadaan kayu gelondongan yang dihondoh banjir, Wabup Candra berpendapat, kalau bisa diolah saja menjadi bahan usaha oleh Koperasi Desa Merah Putih. Karena untuk mengeluarkannya, di banyak titik juga dibutuhkan bantuan alat berat.
Selepas apel, seluruh peserta goro langsung bergerak melakukan bersih-bersih area pesisir danau sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan pemulihan daerah wisata pasca bencana.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi simbol kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga bentuk nyata kebersamaan pemerintah daerah dalam mempercepat proses pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat.
(Ismardi)






