Potret Inspiratif: “Perjalanan” Boy Falma, dari Teminal ke Gedung Parlemen di Arosuka
Beritanda.net – Jarang-Jarang nampak seorang anggota DPRD masih bergelut dengan pekerjaan asalnya. Ketika ia sudah memakai pin emas dengan stelan baju safari, bahkan untuk membuka kaca mobilnya saja sudah banyak yang enggan.
Tetapi sangat kontras dengan politisi yang seorang ini. Lagaknya masih seperti ketika ia belum menjadi apa-apa, atau ketika ia masih menjalani profesi wiraswasta sebagai penyedia truk angkutan barang lintas provinsi, sebuah dunia usaha yang sampai ketika telah duduk di lembaga DPRD Kabupaten Solok, pekerjaan transportasi darat itu masih dijalaninya.
Dengan body tinggi berdegab, sepintas orang menilai tokoh muda asal Tanjuang Balik, Kecamatan X Koti Diatas ini adalah figur olahragawan. Pandangan singkat itu ternyata keliru, karena sejatinya ia adalah sosok wirausahawan yang sekarang duduk sebagai anggota Komisi I DPRD Kabupaten Solok periode 2024-2029.
Boy Falma namanya. Atau kalangan kerabat memanggilnya Datuak Boy, karena dibelakang namanya juga bergetengger gelar adat; Datuak Rajo Nan Gadang, suku Limo Panjang, Nagari Tanjuang Balik.

Suami guru SDN 27 Gantiang Kasiak Sibarambang, Tosti Yenti, S.Pd ini, dalam kesehariannya memang nyaris tidak menampakkan penampilannya sebagai legislator daerah.
Tersebab sikapnya yang familiar dan penuh kebersahajaan, hampir ssmua orang menyebut, tiada sekat ketika berbicara dengan “anak” terminal yang merangkak menjadi pengusaha angkutan barang yang kini menjelma menjadi wakil rakyat itu.
Datuak Boy masih seperti dulu. Membangun komunikasi dengan garah yang renyah. Apalagi dengan pergaulannya yang luas di kalangan penyuka berburu, sosok pria kelahiran 5 Desember 1981 yang tinggal di Sibarambang itu, sangatlah jauh dari aura jumawa.
” Tidak ada yang patut disombongkan. Saya orang biasa, sama halnya ketika saya masih bergelimang dengan debu di terminal dulu. Karena itu, sangat naif kalau kemudian saya menjadi berubah hanya karena menjadi anggota Dewan ini,” ungkap ayah sepasang anak ini.
Ayah dari Aprilia Tiara Putri (mahasiswa Unand) dan Taupiq Maiqa Putra (Pelajar) ini, lantas bertutur panjang soal masa silamnya yang penuh dinamika dan romansa. Tumbuh sebagai pengusaha truk angkutan barang, hingga sekarang mendapat amanah menjadi anggota legislatif di DPRD kabupaten Solok, diawali Datuak Boy dengan pergaulan luas sebagai anak terminal di Kota Solok.
Beranjak dewasa, Boy Falma merintis pekerjaan menjadi sopir truk sampai kemudian mampu menjadi pengusaha angkutan barang atau ekspedisi hingga memiliki armada 10 unit truk jenis Loan.
Dibalik aktivitasnya yang keras, ternyata tidak melunturkan sikap sosialisnya yang memang tebal. Paralel dengan sikapnya yang toleran terhadap kerabat, Boy Falma juga dikenal memiliki kepedulian tinggi kepada masyarakat dan kampung halamannya di Tanjuang Balik, Labuah Panjang, termasuk Sibarambang, kecamatan X Koto Diatas.
Investasi sosial yang ditabur tanpa iming-iming itu, akhirnya di tuai Boy Falma ketika ikut Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) tahun 2024. Datuak Boy yang bergabung dengan partai Gerindra, dipercaya rakyat dari dapil 1, (Kecamatan X Koto Diatas, Kecamatan X Koto Singkarak dan Junjung Sirih) untuk menjadi anggota DPRD Kabupaten Solok periode 2024-2029.

Dengan modal investasi sosial itu pula, kemudian Datuak Boy didapuk menjadi motor penggerak pada tim pemenangan Jon Firman Pandu-H. Candra ketika mencalon sebagai Bupati dan Wakil Bupati Solok periode 2025-2030, sekaligus menjadi timses Mahyeldi-Vasko Ruseymi yang mencalon menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar pada periode yang sama.
Hasilnya sudah dapat ditebak, JF-Candra dan Mahyeldi-Vasko meraih kemenangan besar dengan perolehan angka fantasitis untuk menduduki jabatan Bupati-Wakil Bupati Solok dan Gubernur-Wakil Gubernur Sumbar.
“Semua yang dicapai adalah kemenangan masyarakat, sebagai bentuk kecerdasan rakyat Kabupaten Solok dalam menentukan pilihan politik,”ujarnya.
Dalam kapasitasnya sebagai wakil rakyat, kini dan masa ke depan, sumando Sibarambang ini mengaku tidak terlalu muluk-muluk, tetapi memandang penting untuk terus menyuarakan aspirasi masyarakat sesuai tupoksinya sebagai penyambung aspirasi.
“Ketika kita kerap berada dilingkungan masyarakat, tentunya sangat paham apa yang menjadi harapan mereka terhadap pemerintah daerah. Harapan dan usulan itu yang perlu kita suarakan hingga tuntas,”sebutnya.
Dengan tetap mempertimbangkan kondisi keuangan daerah pada masa efisiensi anggaran ini, Datuak Boy mengaku dirinya akan tetap bersuara dan berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena menurutnya, ia masuk ke lembaga DPRD benar-benar ingin memperjuangkan rakyat,khususnya dapil 1 Kabupaten Solok.
(Zul Muncak)