Dihadiri Wabup Leliarni, Musrenbang Nagari Koto Padang Bahas Usulan Pembangunan
Beritanda.net – Himpun aspirasi masyarakat, Nagari Koto Padang, Kecamatan Koto Baru, Kabuapten Dharmasraya gelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dihadiri Wakil Bupati (Wabup) Leliarni, Senin (8/9/25) di kantor wali Nagari setempat.
Bersama Wabup Dharmasraya, juga staf ahli bupati Sasrawati, Camat Koto Baru Darmendra, perwakilan Dinas PMD Kabid UEM SDA TTG Muchli Endri Yose, Wali Nagari Koto Padang Zainal Arifin, serta mantan Anggota DPRD Dharmasraya periode 2019–2024 H. Mawarman Dt. Pangulu Mudo, Ketua Bamus Heri Kasmawadi Dt. Tan Besar, Ketua KAN Edwar Dt. Limbago Besar, Ketua LPM Azrai Dt. Tan Ameh, Ketua KUD Yusbendri, Bundo Kanduang Yurnalis Hasan, Bhabinkamtibmas Dedi Mizwar, perangkat nagari dan tokoh masyarakat lainnya.
Mengiringi itu, Wali Nagari Koto Padang Zainal Arifin, menyampaikan sejumlah usulan pembangunan prioritas yang diajukan masyarakat. Namun karena keterbatasan anggaran, membuat pemerintah nagari perlu melakukan efisiensi.
Salah satu rencana yang mendapat perhatian adalah, pembangunan pasar kuliner di kawasan Sport Center Kabupaten Dharmasraya. Pasar ini diharapkan mampu menata pedagang agar tidak lagi berjualan di trotoar, sehingga area publik menjadi lebih tertib, bersih, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Menyambut itu, Wabup Leli Arni mennyampaikan, Musrenbang adalah forum strategis untuk menyerap aspirasi masyarakat dalam menentukan arah pembangunan nagari.
“Musrenbang bukan sekadar formalitas, melainkan ruang demokrasi partisipatif untuk merumuskan kebutuhan prioritas masyarakat. Usulan yang muncul akan menjadi dasar perencanaan pembangunan kabupaten,” ujarnya.
Leliarni juga mengingatkan, agar setiap usulan pembangunan memperhatikan isu strategis daerah, seperti pemulihan ekonomi pasca pandemi, peningkatan infrastruktur dasar, penguatan UMKM, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, pengendalian inflasi, ketahanan pangan, serta mitigasi bencana.
Musrenbang berlangsung cukup partisipatif dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk generasi muda dan tokoh adat.
“Pembangunan nagari tidak bisa berjalan sendiri. Sinergi antara pemerintah nagari, kecamatan, kabupaten hingga pusat sangat dibutuhkan, ditopang oleh semangat gotong royong,” papar Leliarni.
(Afriza Dedek)