Beritanda.net – Optimisme tinggi ditunjukkan BUMNag (Badan Usaha Milik Nagari) Aia Manggih Selatan, Kabupaten Pasaman, dalam mengembangkan usahanya melalui budidaya ikan Lele dan kebun Jagung,
Prosfek kedua usaha ini dinilai cukup menjanjikan untuk menggerakkan ekonomi warga setempat, karena ditunjang sejumlah faktor, diantaranya potensi pasar yang luas.
Diketahui, potensi ikan Lele saat ini merupakan komoditas perikanan air tawar yang memiliki permintaan pasar yang stabil di Indonesia, baik untuk konsumsi rumahan, warung makan, hingga restoran besar.
Selain itu, budidaya Lele dikenal tidak memerlukan lahan yang luas dan dapat dimulai dengan modal yang relatif terjangkau, menggunakan media seperti kolam terpal atau ember. Ikan lele juga mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan.
Pengurus Bumnag Canggang Mandiri, Nagari Aia Manggih Selatan yang baru dilantik akhir September 2025 lalu, langsung tancap gas penuhi program ketahanan panggan Desa.
Setelah melalui dua kali Musna BumNag, menetapkan program kerja budidaya pembesaran lele dan kemitraan dalam bidang pertanian tanaman jagung dengan kelompok Tani se-Nagari AMS.

Ketua Bumnag Canggang Mandiri Aia Manggih Selatan, Fatika Oktanas menyampaikan, penetapan proker yang efektif langsung menyasar pada modal usaha, transparan dan akuntabel.
Bumnag Canggang mandiri sangat berharap bisa berhasil. Tentunya dengan persiapan yang matang dan dukungan dari segala pihak, dari pemerintahan maupun masyarakat nagari.
“Kami sangat berharap bisa membuahkan hasil dan benar-benar berdampak secara ekonomi pada masyarakat, khususnya bagi warga Nagari Aia Manggih Selatan,” ujar Ketua Bumnag Canggang Mandiri, Fatika Oktanas, Senin (8/12) di Aie Manggih Selatan.
Terhadap target penjualan, Fatika menyebut, kedepan diharapkan bisa bekerjasama dengan dapur MBG dan dapat memenuhi kebutuhan dapur-dapur MBG di Lubuk Sikaping.
Program ketahanan pangan pemerintah melalui dana desa, memang menyasar untuk menyokong program makan bergizi gratis Presiden RI.
“Maka dari itu, kami berharap bisa bekerjasama dan kami pun akan menyiapkan serta memproduksi untuk kebutuhan dapur-dapur MBG tersebut. Target kami bisa panen 2 ton lele perbulan, mulai akhir Januari 2026,” jelas Fatika.
Kata Fatika, terdapat beberapa tantangan yang perlu dikelola dengan baik; antara lain yaitu pemilihan benih berkualitas, pengelolaan kualitas air secara rutin, serta biaya pakan yang sering kali menjadi komponen biaya terbesar (sekitar 60%) dalam budidaya lele, sehingga inovasi pakan alternatif atau manajemen pakan yang efisien sangat diperlukan. Sejauh ini kendala mungkin kendala cuaca yang ektrim.
Menyambut itu, Wali Nagari Aia Manggih Selatan, Herizon menyampaikan, dengan usaha yang dijalani Bumnag Canggang Mandiri, diharapkan berdampak kepada peningkatan ekonomi lokal.
“Keberhasilan usaha ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan Nagari (desa) dan menciptakan lapangan kerja baru bagi warga disini seperti yang diprogramkan dan direncanakan,” ungkap Herizon.
(M.A)







